Sabtu, 07 Maret 2015

Menyapih Anak Dengan Cinta

"Mimi ...aci... mimi aci..."  senandung Ismail disaat-saat menjelang usianya 2 tahun, sebenarnya membuat hati sedih, tapi juga bangga. Sedih karena harus segera menyapihnya, Bangga karena dia melampiaskan keinginan minum ASI nya dengan bersenandung. Lucu sekali mendengar dan melihatnya, sambil bergoyang-goyang. Kadang diiringi dengan musik, seperti memukulkan benda disekitarnya, atau alat musik rebana kecil miliknya. Kadang sampai teman-teman PAUD nya ikut tertawa, dan menirukan juga.

Pada umumnya anak jika mau di sapih akan rewel luar biasa, karena sering kita jumpai cara menyapihnya dengan langsung atau seketika saat itu juga. kadang dengan menakut-nakuti anak dengan mengoleskan obat-obat tertentu di punting. Hal ini secara tidak langsung mengajarkan kepada anak tentang berbohong.

Namun bagi saya tidak demikian, menyapih adalah proses di mana anak akan merasa kehilangan kesempatan lebih sering berdekatan dengan sang ibu. Sehingga ini akan mengganggu kejiwaan mereka. Jika kita melakukannya secara tiba-tiba maka hal ini akan membuat anak merasa ditinggalkan, terluka perasaannya. Biasanya saya akan melakukan secara bertahap ketika akan menyapih anak.


Setiap tahun kita pasti melalui bulan Ramadhan. Momen inilah yang selalu menjadi momen penting dalam proses awal menyapih anak-anak saya. Pada bulan ini biasanya saya akan mulai menjarangkan memberi ASI. Istilahnya mengatur jadwal yang baru untuk anak. Kalau biasanya sehari berjeda 3 jam 3 jam, maka bulan Ramadhan ini mulai di tambah lama jedanya, misal menjadi setiap 5 jam sekali baru minum ASI. Karena semakin bertambahnya usia anak maka kebutuhan ASI sudah tidak sepenting masa-masa awal. Jumpah produksinya pun akan semakin berkurang, terlebih di bulan Ramadhan biasanya saya ikut berpuasa, sehingga akan terasa sekali jumlah ASI yang diproduksi semakin sedikit. Anak akan merasakan juga, kalau ASI ibunya itu semakin sedikit dan berasa kurang enak, sehingga yang sering saya alami anak akan lebih suka makan atau minum yang lainnya, dari pada minum ASI ibunya.

Setelah berlalu bulan Ramadhan, bukan berarti jadwal yang telah kita buat dengan anak kemudian kembali lagi, yang semula sudah bisa 5 jam sekali ya harus tetap 5 jam sekali. Bahkan kalau bisa sudah mulai ditambah setengah jam lagi, atau bulan berikutnya menjadi 7 jam sekali. Istilah mudahnya adalah menjarangkan frekuensi menyusu anak. Jika saja dalam sehari anak menyusu 6-7 kali, maka secara bertahap anak di latih untuk semakin jarang. Menjadi 4-5 kali dalam sehari. begitu terus sampai pada akhirnya pas saat nya anak genap berusia 2 tahun tak terasa anak sudah bisa mkita sapih dari minum ASI.

Biasanya konsekwensi dari menjarangkan minum ASI ini, anak akan lebih suka minta susu, atau makan yang lain. maka berikanlah makanan yang tinggi protein dan vitamin. Berkan makanan yang bergizi tinggi, dan biasanya anak lebih suka ngemil. maka sediakan cemilan yang sehat.Hindari makanan yang banyak mengandung pemanis, pewarna, pengawet, pengembang, MSG. Akan lebih baik jika cemilan itu berupa buah atau lauk-pauk. kalaupun akan memberikan biskuit maka pilihah biskuit yang aman, karena saat ini makin banyak biskuit yang memakai pengembang yang banyak dan MSG. dengan alasan lebih gurih dan terlihat lebih besar.

Jadi mulai sekarang tinggalkan kebiasaan menyapih anak dengan cara-cara yang menyakiti jiwa anak, membohongi anak, dengan mengatakan punting ibu sakit, berdarah dan lain sebagainya.

Menyapih anak itu mudah....

ditulis oleh Siti Marfuah

1 komentar:

  1. Menyapih anak memang mudah mbak. terbukti di dua anakku. alhamdulillah dimudahkan. mungkin karena saya cukup kreatif mengalihkan kebutuhan yang satu ini ke kesenangan yang baru.

    BalasHapus