
Seperti
halnya di Ibu Kota, di Kota Semarang ibu kota provinsi Jawa Tengah, banjir pun
menjadi agenda rutin di beberapa
tempat. Termasuk daerah tempat tinggal saya, Tlogosari. Kontur tanah di
Semarang yang lebih rendah dari permukaan air laut menjadi penyebab utama
banjir atau rob. Selain itu, curah hujan yang meningkat dan perubahan iklim
juga mempengaruhi.
Permasalahan menjadi semakin meningkat karena semua orang
berlomba untuk meninggikan wilayahnya baik rumah maupun jalan, tetapi got-got
dan sungai dibiarkan penuh sampah. Hal ini makin menjadi musibah bagi
masyarakat yang tidak mampu meninggikan rumah dan jalan di sekitarnya.
Saya
pernah mengalami kebanjiran yang cukup parah. Air masuk ke seluruh rumah setinggi
mata kaki selama 2x24 jam. Hanya bisa duduk diam di kursi atau dipan adalah
pekerjaan yang sangat membosankan. Bagaimana
rasanya
jika harus mengungsi dengan kondisi pengungsian yang tidak kondusif?! Pasti beratnya tak terkira. Sangat prihatin dengan kondisi yang terus menerus
terulang dan belum ada solusinya.
Sebagai
ibu rumah tangga biasa, saya baru mampu untuk melakukan hal standar untuk mengurangi sampah dan melestarikan alam sekitar.
Dengan prinsip mulai dari diri sendiri,
mulai dari yang kecil, dan mulai dari sekarang.
Berikut
langkah-langkah go green dan aksi
nyata sederhana yang bisa dilakukan
dengan mudah oleh ibu rumah tangga:
Membuang sampah pada tempat sampah dan
memisahkan antara sampah organik dan non organic
Hal sederhana
dan sangat biasa, tapi terkadang
kita lupa untuk melakukannya meskipun telah tersedia dua tempat sampah yang
berbeda. Jika belum sepenuhnya
memisahkan sampah, paling tidak bisa membuang sampah kering (dalam arti
sebenarnya kering) dalam wadah berbeda sehingga lebih memudahkan proses daur
ulang dan pengolahan sampah
Mengurangi dan menghindari pemakaian
produk disposable, beralih ke
perkakas reusable.
Keperluan rumah tangga sekali pakai tentu
sangat banyak dan usaha untuk mengurangi atau menghindarinya butuh biaya lebih.
Contohnya memakai cloth diaper atau clodi dibanding memilih popok sekali pakai atau pospak. Penggunaan pospak lebih praktis dan daya serapnya
lebih banyak dibandingkan clodi. Tapi dengan menggunakan clodi,
meski sedikit lebih rumit dalam perawatannya, akan mengurangi jumlah sampah keluarga.
Bayangkan jika satu
keluarga mengurangi penggunaan pospak 1pcs saja per hari, pasti akan mengurangi
banyak sekali sampah di TPA.
Produk disposable
lainnya misalnya breaspad, menspad, underwear, botol minuman, dll.
Reuse, Reduce, Recycle
Hampir
sama dengan pembahasan di atas, ketiga hal ini adalah yang paling memungkinkan
untuk dilakukan
oleh ibu rumah tangga.
Reduce,
mengurangi pemakaian barang-barang sekali pakai yang menimbulkan penumpukan
sampah.
Tips
untuk mengurangi sampah, selalu gunakan tas belanja ketika berbelanja di toko
atau supermarket sehingga tidak perlu meminta kantong plastik. Usahakan makan
di tempat saat membeli makanan di luar
dan membawa wadah makanan food grade jika ingin membungkusnya.
Reuse.
Gunakan kembali barang-barang yang masih bisa digunakan. Contohnya, gunakan
kertas sisa print yang masih bersih sisi lainnya untuk membuat catatan, mencetak draft tulisan, atau untuk
coretan-coretan kecil .
Recycle atau daur ulang. Langkah ini bisa digunakan
untuk bahan-bahan yang sulit terdegradasi seperti plastik. Sampah kertas pun
bisa dibuat kertas daur ulang dengan cara sederhana dengan bantuan pewarna dan cahaya matahari. Kertas koran, kain
perca, kardus dll bisa dibuat kreasi craft dan mainan anak-anak, plastik
kemasan bisa dibuat hiasan dan aneka tas atau dompet cantik.
Menaman di sekitar rumah
Menanam
tanaman di sekitar rumah selain membuat suasana menjadi benar-benar hijau,
menambah keindahan, juga membantu supply
oksigen. Karena di rumah sudah tidak ada lahan kosong, maka solusinya adalah menanam dalam pot baik tabulampot,
tanaman obat, juga bahan makanan yang dibutuhkan sehari-hari seperti cabai,
sayur kangkung, bayam, sawi, daun bawang, daun pandan, daun suji, dll. Teknik menanam hidroponik juga bisa menjadi
alternatif dan akan lebih menambah
keindahan.
Manfaatkan
botol atau gelas bekas
air mineral, ember cat, ban bekas,
bekas kemasan minyak goreng, dll untuk membuat pot. Penataan yang rapi dan
cantik akan membuat suasana makin hijau menyenangkan.
Ibu-ibu PKK pastinya tahu dengan program Kawasan Rumah Pangan Lestari disingkat KRPL. Dengan program ini, selain
menambah ‘wajah hijau’ lingkungan sekitar, juga menjadi sarana ibu rumah tangga
untuk berhemat. Cabai, bawang daun, kangkung, bayam, dan sayur
atau bumbu lainnya yang kelihatannya
sepele tapi bisa mengurangi budget belanja. Terlebih ada rasa bangga dan puas
serta lebih nikmat saat menyantap makanan hasil dari menanam sendiri.
Terakhir,
menggunakan bahan-bahan rumah tangga
yang ramah lingkungan agar tidak semakin mencemari lingkungan sekitar.
Dan
hal yang tak kalah penting adalah kampanye untuk menyebarluaskan semangat cinta
lingkungan kepada banyak orang. Memang langkahnya tidak mudah, tapi pasti ada jalan agar bumi kita terjaga,
agar hutan dan ekosistem di dalamnya tak kalah oleh kepentingan manusia, agar
lahan hijau tidak tergusur gedung pencakar langit, agar banjir tak lagi datang, dan supply air yang
terjaga untuk generasi
mendatang. Semoga. Mari, kita mulai dari diri kita dan mulai
dari sekarang. Go green...!
Ditulis oleh Arina Mabruroh
terimakasih tipsnya
BalasHapusartikel yang cukup menarik....
BalasHapusSalam hormat ,
Kantor Hukum Balakrama
JL Kijang 1 No 12A SEMARANG
www.balakrama.blogspot.com
Email:balakrama6999@gmail.com
HP/WhatsApp/Line :0813 9080 6999
Konsultasi Hukum Gratis hanya di Kantor Hukum Balakrama
:)
BalasHapusTerima kasih bunda untuk tips nya.
BalasHapussangat bermanfaat, salam sukses bunda.