Senin, 16 Maret 2015

Di Situlah Saya Ditampar Dewi Lestari..




            Alhamdulillah, beruntungnya saya bisa belajar bareng Dee Lestari kemarin. Kesempatan ini saya dapat dari mbak Dedew korwil IIDN Semarang yang mengajak saya untuk meliput Coaching Clinicnya Dee. Tentu saya akan berterima kasih kepada Dewi yang pertama ini ya. Thanks Mbak Dew.
 
           
Dee menampung pertanyaan dari peserta



Berangkat jam  06.00 dari Ungaran kami sampai lokasi jam 08.30. Untung Mbak Dee nya belum datang sehingga tidak terlewat ilmu yang disampaikan. Coaching clinic yang diadakan Bentang ini adalah keingingan Dee untuk memberi kesempatan peserta bertanya apa saja *tentunya dunia tulis menulis ya.

Begitupun dengan nama acara  Dee’s coaching clinic ini ia yang memberi. Peserta yang datang merupakan pemenang lomba review Gelombang, blogger dan aDEEction sejati (istilah untuk penggemar karya Dee).
 Sekitar jam 09.00 Mbak Dee sampai lokasi, dengan mengenakan kaos hitam dan rok jeans biru. 


goodie bag dari Bentang
Betapa santainya, namun tetap cantik. Setelah acara dibuka Mbak Dee langsung mempersilakan para peserta yang berjumlah 30 untuk memperkenalkan diri satu persatu. Ada yang dari Yogya, Semarang, Demak  bahkan dari Bandung. 

Tak lama Dee langsung membuka termin pertama dengan lima pertanyaan. Mungkin tidak akan saya tuliskan berurutan, mungkin juga ini pertanyaan termin kedua, hehe. 

1.      Apa motivasi Dee untuk menulis?
Sejatinya ia menulis adalah ingin berbagi. Sejak SMP ia sudah terbiasa menulis diary. Menurutnya ia adalah penulis diary berdedikasi. Motivasi kanak-kanaknya waktu itu adalah, jika suatu saat Indonesia luluh lantak tak bersisa ia berharap suatu hari ada seorang explorer menemukan diary-diarynya yang disimpan di peti perak. Lalu bisa menjadi bukti sejarah, hihihi. Namun, karena dulu ia menulisnya pakai pensil jadi sekarang tidak terbaca deh.

bersama penulis idolaku
Proses menulis itu bukan kegiatan membuka laptop lalu mengetik. Saat bangun tidur sebenarnya kita telah memulai menulis, karena kamera penulis itu mengamati hal-hal yang mungkin tak dihiraukan orang. Penulis itu punya ketajaman visualisasi. Mungkin saat membuka jendela kita melihat apa, pergi ke pasar atau pun kegiatan lain. Semua itu tersimpan dalam bank data yang kelak akan kita ambil untuk ditulis.

2.      Bagaimana bisa menulis yang panjang dengan ratusan halaman?
Seringkali kita merasa sangsi bisa menulis novel dengan halaman yang tak sedikit. Kalaupun bisa, mungkin juga dengan kualitas tulisan ala kadar. Dee mengakui bahwa dulu ia buta sastra dan seri supernova yang pertama ia tulis hanya berdasarkan intuisi, tanpa teknik menulis yang baik. Sejujurnya, jika kita tahu teknik menulis, itu akan memudahkan. Tak jarang kita membayangkan lembaran-lembaran yang harus kita tempuh, misal 500 halaman. Dee biasanya membuat timeline linear dan pemetaan, tujuannya supaya tidak kelelahan.

Bisa digambarkan seperti ini









Oval: Lautan 500 halaman







Lingkaran besar ini adalah lautan bernama 500 halaman. Bulatan-bulatan kecil di dalamnya merupakan pulau-pulau untuk beristirahat.  Jadi tulislah babak 1 terlebih dahulu dan tak perlu berpikir apa yang kita mau tulis di ratusan halaman selanjutnya. 

Kerap kita mendengar mood dijadikan kambing hitam untuk menunda menulis. Dee bilang itu karena kita belum tahu teknik menulis, sehingga sering mentok ide, deadlock dan istilah lainnya. Sehingga kita bingung, habis ini mau apa nih. Intinya struktur cerita itu ada 3 babak yakni perkenalan/pembukaan, konflik, dan resolusi (penyelesaian konflik). Sindrom penulis pemula biasanya banyak menulis di babak pertama. Bisa jadi ceritanya sudah masuk babak 2, ini biasanya bagian terpanjang, dan terakhir terpendek, sehingga jangan bertele-tele. Tempatkanlah diri kita sebagai pembaca. 

Foto bersama



3.       Bagaimana membentuk karakter yang amazing?
Tentu kita sudah tahu bahwa tokoh-tokoh dalam supernova itu unik. Bukan dengan karakter dan kebiasaan lazim kebanyakan orang. Bahkan, nama-nama sang tokoh pun tidak asal comot. Misal tokoh Bodhi dalam ‘Supernova Akar’ ia ambil dari nama sebuah pohon yang punya akar kuat, yaitu pohon Bodhi. 

Karakter yang tidak biasa memang berasal dari imajinasi. Misal Elektra, sekali pun ia jago tidur tapi punya kemampuan terapi listrik. Ini tentu unik. Ciptakan karakter dengan keseimbangan antara biasa dan tak biasa misal 90% baik 10% tidak baik begitu sebaliknya untuk tokoh antagonis. Realistis saja. Jadikan tokoh utama itu yang memperjuangkan bukan diperjuangkan, beraksi bukan korban aksi.

4.       Alasan Dee menulis Supernova
Dee suka dengan kisah cinta, filsafat dan spiritualitas. Hingga ia ingin punya buku yang menggabungkan ketiganya. Karena ia kurang setuju dengan spiritualitas yang dogmatis. Kita pernah mendengar kan istilah tulislah buku yang ingin kamu baca. Begitulah yang memotivasi Dee.

5.       Bagaimana dengan setting dalam buku-bukunya apakah ia riset langsung?
Riset bisa ditempuh dengan 4 cara, bisa dengan riset pustaka, internet, wawancara dan mengunjungi langsung. Tidak semua setting dikunjungi Dee, contohnya di Tibet atau lembah Yarlung. Itu merupakan hasil ngorek informasi dari backpacker yang pernah ke sana. Namun, ia tulis sedatail-detailnya. Seperti struktur tanah, warna air dan segala macam. Bahkan ia sampai membuka 50an window jika searching di internet.

Intinya, menulis itu harus dilatih. Jam terbang tinggi akan mengasah kemampuan kita dan menemukan ciri khas menulis. Tulis saja apa yang kita suka, lebih baik memperbaiki halaman yang buruk timbang mengahadapi halaman kosong. Di situlah saya kadang merasa ditampar Dee. Semoga bisa menjadi pencerahan untuk kita.

Saatnya book signing dan futu-futu. Sekian liputan saya, semoga bermanfaat ya :) 

Ditulis oleh: Aditya Meilia
www.adityameilia.blogspot.com










4 komentar:

  1. alhamdulillah sangat amazing......

    BalasHapus
  2. Kayak pisau yang semakin diasah semakin tajam yak makdew

    BalasHapus
  3. betul sekali mba, kalau kita tidak belajar menulis untuk memberikan informasi yang baik,

    bagaimana nanti kalau yang kita harapka tersebut tinggi namun tidak tercapai kan, apalagi tercapai namun bukan dari hasil sendiri :D

    BalasHapus
  4. duh impian bisa ketemu dee lestari :D

    BalasHapus