"Mimi
...aci... mimi aci..." senandung Ismail disaat-saat menjelang
usianya 2 tahun, sebenarnya membuat hati sedih, tapi juga bangga. Sedih karena
harus segera menyapihnya, Bangga karena dia melampiaskan keinginan minum ASI
nya dengan bersenandung. Lucu sekali mendengar dan melihatnya, sambil
bergoyang-goyang. Kadang diiringi dengan musik, seperti memukulkan benda
disekitarnya, atau alat musik rebana kecil miliknya. Kadang sampai teman-teman
PAUD nya ikut tertawa, dan menirukan juga.
Pada
umumnya anak jika mau di sapih akan rewel luar biasa, karena sering kita jumpai
cara menyapihnya dengan langsung atau seketika saat itu juga. kadang dengan
menakut-nakuti anak dengan mengoleskan obat-obat tertentu di punting. Hal ini
secara tidak langsung mengajarkan kepada anak tentang berbohong.
Namun
bagi saya tidak demikian, menyapih adalah proses di mana anak akan merasa
kehilangan kesempatan lebih sering berdekatan dengan sang ibu. Sehingga ini
akan mengganggu kejiwaan mereka. Jika kita melakukannya secara tiba-tiba maka
hal ini akan membuat anak merasa ditinggalkan, terluka perasaannya. Biasanya
saya akan melakukan secara bertahap ketika akan menyapih anak.
Setiap
tahun kita pasti melalui bulan Ramadhan. Momen inilah yang selalu menjadi momen
penting dalam proses awal menyapih anak-anak saya. Pada bulan ini biasanya saya
akan mulai menjarangkan memberi ASI. Istilahnya mengatur jadwal yang baru untuk
anak. Kalau biasanya sehari berjeda 3 jam 3 jam, maka bulan Ramadhan ini mulai
di tambah lama jedanya, misal menjadi setiap 5 jam sekali baru minum ASI.
Karena semakin bertambahnya usia anak maka kebutuhan ASI sudah tidak sepenting
masa-masa awal. Jumpah produksinya pun akan semakin berkurang, terlebih di
bulan Ramadhan biasanya saya ikut berpuasa, sehingga akan terasa sekali jumlah
ASI yang diproduksi semakin sedikit. Anak akan merasakan juga, kalau ASI ibunya
itu semakin sedikit dan berasa kurang enak, sehingga yang sering saya alami
anak akan lebih suka makan atau minum yang lainnya, dari pada minum ASI ibunya.
Setelah
berlalu bulan Ramadhan, bukan berarti jadwal yang telah kita buat dengan anak
kemudian kembali lagi, yang semula sudah bisa 5 jam sekali ya harus tetap 5 jam
sekali. Bahkan kalau bisa sudah mulai ditambah setengah jam lagi, atau bulan
berikutnya menjadi 7 jam sekali. Istilah mudahnya adalah menjarangkan frekuensi
menyusu anak. Jika saja dalam sehari anak menyusu 6-7 kali, maka secara
bertahap anak di latih untuk semakin jarang. Menjadi 4-5 kali dalam sehari.
begitu terus sampai pada akhirnya pas saat nya anak genap berusia 2 tahun tak
terasa anak sudah bisa mkita sapih dari minum ASI.
Biasanya
konsekwensi dari menjarangkan minum ASI ini, anak akan lebih suka minta susu,
atau makan yang lain. maka berikanlah makanan yang tinggi protein dan vitamin.
Berkan makanan yang bergizi tinggi, dan biasanya anak lebih suka ngemil. maka
sediakan cemilan yang sehat.Hindari makanan yang banyak mengandung pemanis, pewarna,
pengawet, pengembang, MSG. Akan lebih baik jika cemilan itu berupa buah
atau lauk-pauk. kalaupun akan memberikan biskuit maka pilihah biskuit yang
aman, karena saat ini makin banyak biskuit yang memakai pengembang yang banyak
dan MSG. dengan alasan lebih gurih dan terlihat lebih besar.
Jadi
mulai sekarang tinggalkan kebiasaan menyapih anak dengan cara-cara yang
menyakiti jiwa anak, membohongi anak, dengan mengatakan punting ibu sakit,
berdarah dan lain sebagainya.
Menyapih anak itu
mudah....
ditulis oleh Siti Marfuah
ditulis oleh Siti Marfuah
Menyapih anak memang mudah mbak. terbukti di dua anakku. alhamdulillah dimudahkan. mungkin karena saya cukup kreatif mengalihkan kebutuhan yang satu ini ke kesenangan yang baru.
BalasHapus