Selasa, 08 Oktober 2013

Kopdar with Tiga Serangkai dan Bedah Buku Beauty Jannaty

By. @famysa_ Bottom of Form


“Sejarah itu cukup untuk dikenang, bukan untuk diulang,” ujar sahabatku mengulang kata-kata ibunya. Tapi kalau peristiwa sejarahnya seperti hari  Kamis, 3 Oktober 2013 kemarin sih boleh banget laah untuk diulang. Untuk pertama kalinya, kemarin aku ikut Kopdar IIDN Semarang. Kesan pertamaku, wiw, takjub banget deh sama ibu-ibu semuanya... IIDN Semarang memang luar biasa!
Selain Kopdar alias Kopi Darat, hari Kamis kemarin IIDN  Semarang juga mempunyai tiga agenda lain, yaitu bincang-bincang dengan Penerbit Tiga Serangkai (TS), wawancara dengan Tribun Jateng, dan menghadiri bedah buku Beauty Jannaty karya salah satu anggota IIDN Semarang, Keisya Avicenna. So, kami tidak kopdar sekedar kopdar, kopdarnya IIDN Semarang pastinya kopdar yang mendatangkan ilmu dan manfaat.


Well, markijut* yuuuk.... (*mari kita lanjut)
Kehadiran Penerbit TS yang diwakili oleh Fahmi Mubarok aka Mas Fahmi Casofa* (*cakep, soleh, fa? Ane lupa, monggo Lanjutkan sendiri. Hihii) dan Af Idah Salmah aka Mbak Fida, bertujuan untuk sharing ide tulisan, tips dan trik menembus penerbit, peluang tulisan, dan motivasi menulis. Sambil senantiasa mengatakan “saya kepanasan, tabah, tabaah” karena berada diantara ibu-ibu cantik, Mas Fahmi menguraikan beberapa poin berikut ini:
·         Naskah/buku religi anak sedang sangat diminati oleh masyarakat, terutama yang berisi tentang solat dan ibadah-ibadah lainnya. Kumpulan cerpen (kumcer) anak yang mendidik juga boleh. Jangan lupa dilengkapi dengan gambar agar lebih disukai dan dimengerti oleh anak.
·         Personal branding via social media is very important! Sebagai seorang penulis, kita kudu pintar memperkenalkan diri kita pada dunia. Mengenai siapa sih kita, bagaimana karakter tulisan kita, sejauh mana kita konsisten terhadap satu jalur. “Temukan ciri khas kita dalam tulisan, satu saja, jangan kemaruk semuanya diambil,” kata Mas Fahmi.
·         Penerbit TS menerima konsep tulisan. Bila sudah punya konsep matang, bisa ditawarkan ke TS untuk kemudian dikonsultasikan dengan editor TS. Lebih bagus lagi kalau sudah ada naskahnya.
·         Menulis blog penting juga loh. Karena terkadang penerbit melakukan google stalking untuk mencari penulis yang pas dengan ide yang dimiliki penerbit. Siapa tahu kita adalah penulis yang berjodoh dengan penerbit TS bukan? J
·         Tulis saja apa yang kita sukai. Tidak usah ikut-ikut orang lain. Jangan karena hari ini yang sedang ngetren di pasaran adalah novel yang berbau sejarah, kita ikut-ikutan nulis novel berbau sejarah juga, padahal kita tidak sepenuhnya menguasai. Walhasil tulisan kita jadi tidak ada ruhnya kalau begitu.
·         Naskah yang masuk ke Penerbit TS tidak hanya naskah seputar agama (islam) saja. Naskah apapun juga boleh dikirimkan ke TS, selama tidak mengandung unsur SARA. Monggo bagi yang sudah punya tabungan karya, bisa dikirimkan langsung ke email editor TS.
Then, setelah panjang kali lebar kali tinggi Mas Fahmi bercuap-cuap seputar menulis dan penerbitan, giliran Mbak Dian Nafi yang memberikan closing statement; Life is sometimes hard. Things go wrong. When things get tough, this is what you should do. Do what only you do best, make good art.
Yattaaa..... lets do our best and make good art now!!

NB:
terima kasih kepada Penerbit TS yang sudah jauh-jauh datang dari Solo untuk berbagi ‘tabah’ dengan IIDN Semarang, kami semua kenyang puool ditraktir sama TS. Hihihi.. Arigatou... 
Setelah selesai berbincang dengan Penerbit TS, IIDN Semarang diwawancarai oleh Tribun Jateng. Diwakili oleh Mbak Dian Nafi dan Mbak Wuri Nugraeni. Kemudian beramai-ramai datang ke acara bedah buku Beauty Jannati karya Keisya Avicenna, terbitan TS.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar