Jumat, 07 Februari 2014

Pintar Menilai Iklan

oleh Dephie Sagita

Seringkali kita (khususnya saya) sebagai konsumen aktif selalu harus bersikap teliti sebelum membeli, benar begitu ibu-ibu & mbak-mbak?

Entah itu segala produk, dari dikonsumsi maupun yang digunakan, bisa barang ataupun jasa. Namun kadang ada yang kita abaikan, yakni maraknya iklan di berbagai media yang bisa mengaburkan nilai produk itu sendiri.

Benar, iklan memang ditujukan untuk menarik minat konsumen atau calon pembeli agar selalu terlihat menarik. Saya sendiri kadang memperhatikan paketan dari iklan tersebut. Dari bahasa atau gambar iklan itu sendiri. Sering saya tertawa melihat iklan yang beredar, jargon yang sedikit menggelitik. Contohnya, produk kecantikan (dari wajah, badan dan rambut) yang selalu menggunakan model yang tampilan fisiknya sudah jelas menarik. Bukankah berarti produk kecantikan tersebut diperuntukkan bagi orang - orang yang sudah mempunyai fisik bagus agar lebih bagus atau tetap bagus. Hmmh, harus lebih teliti melihat jargon iklannya. 

Sebenarnya bukan menipu, hanya kita yang dituntut lebih jeli. Belum iklan yang lain, produk bayi misalnya. Banyak yang terlalu dilebihkan seolah-olah terlalu penting padahal biasa saja fungsinya. Iklan provider, wah sangat menggoda kita sehingga tidak sedikit dari konsumen yang menggonta-ganti nomor telepon hanya karena terpikat banyak bonus atau murahnya aplikasi yang mereka tawarkan. Padahal, tidak seperti yang kita harapkan bukan?

Tidak hanya harus lebih teliti membeli, tapi juga harus lebih jeli menilai iklan-iklan yang banyak di media sekarang.

3 komentar:

  1. Kalau saya jarang tuh tertarik membeli gara-gara lihat iklan ;) Suka banget memperhatikan iklan sih, namun ya hanya sebatas menilai iklan tersebut, berimajinasi tentang cara pembuatannya kok bisa jadi bagus dan elegan. Tapi ya sudah, mentok sebatas itu saja hihihiii...

    Contohnya ada di salah satu blog saya yang isinya review maupun ulasan produk. Saya terpesona luar biasa dengan iklan produk Dove. Tapi hingga kini saya belum pernah menggunakan satu pun produk Dove. Nah, piye iku hehehee....

    BalasHapus
    Balasan
    1. ya begitulah Mbak, dr dulu saya suka perhatiin bahasa iklan yg sgt mggoda itu. untungnya waktu saya SMP dlm pljran bhs indonesia slh 1 guru saya mengingatkan betapa iklan di media itu banyak mggunakan bhsa yg 'nyaru/nyamari' konsumennya yg tdk jeli memahami bahasa yg mereka gunakan.

      Hapus
  2. Maaf ya Mbak Dewi Rieka Dua, Mba Uniek Kaswarganti sama Mba Rahmi Aziza, saya lupa mencantumkan biodata dan foto juga akun fb.
    Nama : Devi Elis Sagita
    Akun FB : Devi E Sagita
    Alamat : Tambakrejo Rt.09, (an. pemilik kost Bpk Warsito)
    Suami : Jati Yoga Kusuma
    Pekerjaan suami : Warehouse di PT.Indofood CBP divisi noodles

    BalasHapus