Jumat, 13 Juni 2014

Ibu, Seni, dan Pembentukan Karakter

Ajang FLS2N (Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional) yang diselenggarakan pada tanggal 2-7 Juni 2014 di Kota Semarang tercinta, meninggalkan kisah manis dan menginspirasiku untuk berbagi cerita. Ada 4.464 anak berbakat seni dari 33 provinsi di Indonesia Berkumpul di kota lumpia ini dari SD, SMP, SMA, SMK sederajat.

Dari ribuan siswa tersebut terselip 2 siswi kakak beradik yang berasal dari satu SMA yang sama dari Propinsi Sulawesi Selatan. Mereka datang bersama para pembimbing dan guru. Si kakak mendapat tempat akomodasi di Hotel Horison dengan mengusung prestasi dari daerahnya yaiu di bidang Produksi Film Pendek sedangkan si adek bermalam di Hotel Grand Candi bersiap unjuk kebolehan dalam bidang Teater. 

Sang Kakak dalam Film Pendeknya itu berperan sebagai aktor, sutradara, penulis skenario, sekaligus membuat musik latar...untuk urusan musik dia jago menciptakan lagu sejak masih belia. Adiknya piawai dalam seni peran dan juga dalam tata rias wajah dan rambut. Mereka berdua mempunyai kesamaan yaitu rambutnya dibiarkan tumbuh panjang hitam lebat menjuntai, sangat jarang remaja putri yang sanggup bertahan dengan rambut sepanjang itu.

Lalu apa istimewanya mereka ?

Ya, selain mereka adalah kakak beradek yang sama-sama berbakat dan berprestasi di kancah Nasional, mereka dibesarkan oleh seorang Ibu Tunggal (Singgle Mom)...yang sekaligus juga guru/ pendidik mereka di Sekolah tersebut. Saya tau persis kisah ini karena Ibu mereka adalah sahabat lama saya ketika kami sama-sama kuliah di UGM. Kami sempat bertemu saat dia mendampingi putri-putrinya dan anak didiknya berjuang di ajang FLS2N ini. Berbagi cerita setelah 20 tahun terpisah oleh laut...

Dengan segala keterbatasan karena harus membesarkan kedua peri kecilnya sendirian sejak mereka kecil, sang ibu yang juga sempat menyelesaikan pendidikan S2 nya mampu mendidik karakter putrinya itu menjadi pribadi kreatif, mandiri, tekun dan sabar dalam menggapai apa yang mereka cita-citakan.

Semua berawal dari pengenalan Seni kepada mereka saat masih kecil. Perkenalan kakak beradik ini dengan dunia menyanyi, menari, dan seni peran sengaja maupun tidak membentuk karakter mereka menjadi cinta akan Budaya Tanah Air yang sangat kaya dan beragam. Keindahan, kejujuran, kepercayaan diri, kesantunan, daya cipta, dan banyak karakter unggul muncul lewat seni senada dengan tema FLS2N tahun 2014 yaitu 'Kreasi Seni Membangun Karakter Siswa'.

Yang tidak kalah uniknya adalah rambut mereka yang dibiarkan panjang tak pernah mengenal tajamnya gunting hair stylist, itu bukan tanpa alasan. Ibu mereka mempunyai cara untuk selalu dekat dengan putri-putrinya dengan keterbatasan waktu bertemu setiap hari, yaitu dengan selalu menyempatkan menyisir rambut panjang mereka sebelum berangkat sekolah . Dan kesempatan itulah yang dimanfaatkan sahabat saya itu untuk memberikan nasehat dan menerima curhatan dari anak-anaknya. Katanya "Kalau anak-anak potong rambut , kapan saya akan punya waktu memberi nasihat dan mendengar cerita mereka, karena pasti mereka akan menyisir rambutnya sendiri dan segera berlalu pergi ke sekolah...lalu kami bertemu lagi malam hari saat mereka sibuk dengan tugas sekolah ".

Sebuah pesan dari seorang single mom tangguh, sekaligus rapuh saat takut kehilangan waktu bersama peri-peri kecilnya.

Goodluck sist...

Terimakasih sudah berbagi cerita dan menginspirasi ku untuk lebih tangguh sebagai Ibu , titip belaikan rambut keponakan-keponakanku ya...

Ditulis oleh Emilia Sigit


7 komentar: