Oleh: Wuri Nugraeni
25 Juni 2011, tepatnya pukul 12.00-17.00, telah terjadi sebuah
aktifitas bernama Forum Penulis Kelompok Agromedia di Semarang, walo
yang datang enggak wajib penulis kelompok agrommedia sih, contohnya
saya, berbekal informasi dari grup FB Ibu-Ibu Doyan Nulis (IIDN)
Semarang, padahal saya juga pendatang baru di grup FB IIDN Semarang loh,
akhirnya saya berhasil mengikuti acaranya, walapun agak terlambat.
kurang lebih yang saya dapet, berikut ini :
Pertama, dengan pembicara Bapak Hikmat Kurnia, Direktur Penerbit
Kelompok Agromedia. (sayangnya saya enggak denger dari awal, namanya
juga telat)
Jaman sekarang, pemasaran juga efektif pake internet, misalnya twitter.
berdasarkan pengalaman, salah satu bukunya Raditya Dika, ternyata dalam 1
minggu setelah promosi via twitter, bisa menerima permintaan dan
berhasil tembus angka 12.000! tentu saja ada pengaruh popularitas si
penulis.
Selain itu, ternyata perumbuhan penerbit cukup cepat, di Semarang aja, ada 2 cabang grup-nya penerbit Agromedia loh.
Untuk tugas seorang editor juga meningkat, enggak cuma sebagai akusisi
yang mengurus teknis penulisan saja, tetapi editor wajib sebagai
developer. Developer disini maksudnya, editor harus tau bagaimana
membuat naskah dapat menjadi buku yang menarik. Seorang editor harus up
date dalam segala hal. Tentunya perlu bergaul dengan beberapa komunitas.
Misal, kalau editor bergaul dengan komunitas fotografi, maka editor
akan tau selera yang sedang berkembang di kalangan pecinta fotografi. Pertimbangan ini bisa menjadi acuan dalam membangun sebuah naskah.
Ternyata banyak juga ya jobdesk seorang editor. Kalo kata pak Hikmat,
editor itu bak bidan yang membantu persalinan pasiennya, si pasien itu
tak lain adalah penulis.
Kedua, saatnya mendengar ocehan berharganya Bapak Deni. Bapak Deni
ini lebih bicara soal produksi di Agromedia. Menceritakan bagaimana
sistem sebuah buku hingga muncul di toko buku. ternyata, butuh waktu
sekitar 2 bulan untuk menggodok naskah menjadi buku. dua bulan sebelum
buku di terbitkan, pihak produksi harus memikirkan judul apa yang tepat,
bagaimana spesifikasinya (jenis kertas, ukuran kertas, harga, sampai
tanggal berapa buku harus masuk ke gudang).
Buku yang menarik harusnya inovatif. bagaimana dituntut untuk berfikir
out of box.semua ide pasti menarik, tinggal bagaimana mengolahnya secara
tidak umum. misal, buku anak tidak harus selalu berwarna.
Setiap naskah yang akan jadi buku harus :
- terencana secara detail
- terkonsep secara jelas. bagaimana bentuk fisik buku nantinya, apakah berbentuk buku, atau berbentuk kartu untuk edukasi anak. kalau pas komunikasi antara penerbit dan penulis, lebih bagus lagi penulis punya, setidaknya berupa contoh wujudnya. jadi, menjalin komunikasi antara penulis dengan penerbit adalah hal yang penting. penulis bisa menjelaskan ide naskahnya, penerbit bisa mengeksekusinya dengan tepat pula.
- terwujud. semua jadwal yang telah tersusun hendaknya dilaksanakan secara on time. Ketika buku siap dicetak, maka pihak pemasaran segera menawarkan buku tersebut ke toko buku, lalu pihak toko buku akan memesan sekian eksemplar (misal 5000 kopi itu 1 kali cetakan), baru proses percetakan berjalan, sesuai jumlah permintaan beberapa toko buku.
Mau tau buku apa yang laris manis bak kacang goreng ? ternyata bukunya harus unik dan inovatif. Untuk grup agromedia, biasanya royalty diberikan per tanggal 5. Untuk penulis, agaknya segera menyelesaikan kontrak, sehingga mempercepat proses percetakan pula.
Ketiga, yang koar-koar adalah Bapak Lukito, Koordinator Penerbit. hal
utama bila ingin meniru suatu produk buku, yaitu ingat ATM, Amati, Tiru
dan Mengkreasi, jadi bukan cuma copas aje ye.
Konon, beberapa e-book sudah banyak yang berkembang, bisa jadi, kedepannya di Indonesia akan bergeser ke e-book.
Alur naskah ternyata panjaaannnggg juga, kita lihat prosesnya :
- naskah masuk ke penerbit. atau seorang reporter penerbit ditugaskan untuk wawancara dengan seorang nara sumber, dan menulisnya, istilahnya ghost writer (penulis yang ga ditulis namanya), biasanya yang diwawancara adalah nara sumber kompeten dalam 1 bidang tapi enggak bisa nulis, atau enggak punya waktu (anggap aja tuh nara sumber super sibuk)
- tim penilai. isinya tim redaksi bahas tentang apakah naskahnya layak cetak. dan tim pemasaran bahas apa naskahnya layak dijual ato ga. kalau ditolak, masuk ke sekertaris redaksi untuk dikembalikan.
- bila lolos. selamat ! tapi perjalanan belum usai. masuk ke editor yang mengedit naskah mulai dari bahasanya, konten, struktur, sistematika, keaslian naskah.
- koreksi penulis
- balik maning nang editor yang melihat koreksi dan memberi tambahan.kalo sudah fix, baru…
- setting / cover. biasanya bikin minimal 3 alternatif cover.
- acc penulis per lembar
- koreksi akhir, yang dilihat pimred. naskahnya harus tidak mengandung sara, tidak melanggar hukum, dan bukan naskah copas.
- separasi. penentuan menggunakan hitam putih atau berwarna. kurang lebih butuh waktu 1-2 hari.
- cetak yang berlangsung 10-15 hari untuk buku standart, kalo pake hardcover ya bisa 1 bulan katanya.
- gudang
- toko buku… sudah deh
Aspek yang dinilai itu (ini hasil perundingan produksi dan pemasaran):
- temanya menjual tidak ?, temanya mang sedang tren tidak ?, temanya baru tidak ?
- isinya sesuai tidak ? isisnya komplit tidak ?
- kompetensi penulis-nya sesuai background tidak ? punya pengalaman tidak ?
- legal. naskahnya orisinil tidak ?
- tren
Aspek tulisan yang dilihat itu :
- kualitas tulisan
- siapa penulisnya
- kira2 dijual harga berapa ya ? penentuannya perlu lihat kompetitor juga, better bisa lebih murah, dan dilihat juga bagaimana sasarannya.
- angle
- kecepatan dan ketetapan terbit. biasanya pioner genre tertentu akan booming, walaupun nantinya banyak pengikutnya.
Ternyata… tren itu berbanding lurus ma kecepatan loh. Tren juga bisa dibuat tapi… biaya tinggi.
Bagaimana membaca tren ? bisa dari media massa, internet, gaul dengan komunitas, ato jalan2 di toko buku.
Kalau kecenderungan sekarang itu… sudah bergeser dari 3-5 tahun yang lalu…ternyata :
- judulnya sekarang harus bombastis biar menarik
- umumnya, toko buku akan display buku2 yang harganya tinggi dan kemasannya bagus. maka dari itu, better bikin buku yang tebal dan komplit.
- tebal
- tampilan keren
- temanya yang in sekarang itu tentang investasi, self help, serba ter-, keterampilan, hingga hobi
Tren saat ini :
- griya untuk rumah mungil
- bisnis investasi
- hitungan untuk anak
- masakah
- bahasa jepang dan korea
- pertanian
- komputer tentang ipad
- hobi foto
- hiburan
Menurut sesi tanya jawab, di pasar Indonesia, komik indonesia masih kalah ma komik jepang yang murah dan bagus.
sudah ceh coretannya habis. semoga bermanfaat. selamat menulis !!!
sumber: http://wurinugraeni.wordpress.com/2011/06/25/forum-penulis-kelompok-agromedia-semarang/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar