Saya Rosalia Agustini Suwarastuti, biasa dipanggil Ibu Agustien atau Ibu Ros lahir pada tgl 14 Agustus 1946. Mungkin di kominitas ini saya adalah calon anggota yang paling tua. Saya sudah 5 tahun purna tugas dari status saya sebagai salah satu pengajar di PTN di Semarang.
Sejak masih kuliah dulu saya kadang-kadang membuat tulisan yang terinspirasi dari kejadian-kejadian yang saya lihat dan alami di sekitar saya. Tetapi tulisan tersebut hanya teronggok di buku harian yang sering lupa dimana saya simpan. Tetapi setelah menikah dan mempunyai dua anak, karena kesibukan-kesibukan membesarkan anak sampai mereka selesai kuliah dan bekerja, kebiasaan menulis tersebut terlupakan
Setelah pensiun dan anak-anak bekerja di luar kota semua, mood untuk menulis timbul lagi. Selama ini saya menulis dan menggunakan tatabahasa saya sendiri karena saya memang tidak tahu bagaimana cara menulis suatu cerita dengan teknis penulisan yang benar. Dahulu ketika sekolah saya hanya mendalami bidang Pengetahuan Alam (IPA) sehingga saya tidak mempunyai pengalaman bagaimana menulis yang baik yang sesuai dengan kaidah-kaidah yang benar. Saya hanya mendapat sedikit pengalaman karena hobi saya membaca karya penulis-penulis yang termashur.
Biodata :
Nama : Rosalia Agustini Suwarastuti
fb : https://www.facebook.com/AgustiniSuwarastuti
email : agustini_sw@hotmail.com
Jumat, 10 Juni 2016
Selasa, 05 Januari 2016
TIPS GO GREEN IBU RUMAH TANGGA

Seperti
halnya di Ibu Kota, di Kota Semarang ibu kota provinsi Jawa Tengah, banjir pun
menjadi agenda rutin di beberapa
tempat. Termasuk daerah tempat tinggal saya, Tlogosari. Kontur tanah di
Semarang yang lebih rendah dari permukaan air laut menjadi penyebab utama
banjir atau rob. Selain itu, curah hujan yang meningkat dan perubahan iklim
juga mempengaruhi.
[PROFIL] Riska Wahyu Apriliani

Hanya seorang ibu bekerja dengan 2
orang anak laki-laki. Keinginan menulis muncul ketika sadar bahwa saya mudah
lupa. Tapi sejak kehamilan anak kedua sampai sekarang blog saya belum sempat
terupdate. Blog yang mungkin sudah
lumutan itu pernah dibajak orang untuk kepentingan usahanya dengan mengambil
foto-foto ulang tahun anak saya yang pertama. Semoga setelah gabung di IIDN
jadi semangat lagi nulisnya. Saat ini saya berdomisili di Salatiga, kota sejuk
dan tenang jauh dari kemacetan.
Senin, 31 Agustus 2015
Good News From IIDN Semarang & Gandjel Rel :)
Dear IIDNers,
Alhamdulillah, bulan Agustus penuh berkah untuk IIDN Semarang.
Kita diajak untuk menjadi pembicara dalam program School Visit Faber Castell dan tulisen.com di beberapa SMA dan SMP di Semarang selama 6 bulan. Dimulai Agustus ini. Tema workshop menulisnya adalah cara membuat cerpen yang baik.
![]() |
Winda Oetomo sharing di SMP Fransiskus |
Selasa, 24 Maret 2015
“Accidentaly” Meet Up with Gradien Mediatama
Senin, 16 Maret 2015
Di Situlah Saya Ditampar Dewi Lestari..
Alhamdulillah, beruntungnya saya bisa
belajar bareng Dee Lestari kemarin. Kesempatan ini saya dapat dari mbak Dedew korwil IIDN Semarang yang mengajak saya untuk meliput Coaching
Clinicnya Dee. Tentu saya akan berterima kasih kepada Dewi yang pertama ini
ya. Thanks Mbak Dew.
Sabtu, 07 Maret 2015
Menyapih Anak Dengan Cinta
"Mimi
...aci... mimi aci..." senandung Ismail disaat-saat menjelang
usianya 2 tahun, sebenarnya membuat hati sedih, tapi juga bangga. Sedih karena
harus segera menyapihnya, Bangga karena dia melampiaskan keinginan minum ASI
nya dengan bersenandung. Lucu sekali mendengar dan melihatnya, sambil
bergoyang-goyang. Kadang diiringi dengan musik, seperti memukulkan benda
disekitarnya, atau alat musik rebana kecil miliknya. Kadang sampai teman-teman
PAUD nya ikut tertawa, dan menirukan juga.
Pada
umumnya anak jika mau di sapih akan rewel luar biasa, karena sering kita jumpai
cara menyapihnya dengan langsung atau seketika saat itu juga. kadang dengan
menakut-nakuti anak dengan mengoleskan obat-obat tertentu di punting. Hal ini
secara tidak langsung mengajarkan kepada anak tentang berbohong.
Namun
bagi saya tidak demikian, menyapih adalah proses di mana anak akan merasa
kehilangan kesempatan lebih sering berdekatan dengan sang ibu. Sehingga ini
akan mengganggu kejiwaan mereka. Jika kita melakukannya secara tiba-tiba maka
hal ini akan membuat anak merasa ditinggalkan, terluka perasaannya. Biasanya
saya akan melakukan secara bertahap ketika akan menyapih anak.
Langganan:
Postingan (Atom)