By. @famysa_
“Sejarah itu cukup untuk dikenang, bukan untuk diulang,” ujar sahabatku
mengulang kata-kata ibunya. Tapi kalau peristiwa sejarahnya seperti hari Kamis, 3 Oktober 2013 kemarin sih boleh
banget laah untuk diulang. Untuk pertama kalinya, kemarin aku ikut Kopdar IIDN
Semarang. Kesan pertamaku, wiw, takjub banget deh sama ibu-ibu semuanya... IIDN
Semarang memang luar biasa!
Selain Kopdar alias Kopi Darat, hari Kamis kemarin IIDN Semarang juga mempunyai tiga agenda lain,
yaitu bincang-bincang dengan Penerbit Tiga Serangkai (TS), wawancara dengan Tribun
Jateng, dan menghadiri bedah buku Beauty Jannaty karya salah satu anggota IIDN
Semarang, Keisya Avicenna. So, kami tidak kopdar sekedar kopdar,
kopdarnya IIDN Semarang pastinya kopdar yang mendatangkan ilmu dan manfaat.
Well, markijut* yuuuk.... (*mari kita lanjut)
Kehadiran Penerbit TS yang diwakili oleh Fahmi Mubarok aka Mas
Fahmi Casofa* (*cakep, soleh, fa? Ane lupa, monggo Lanjutkan
sendiri. Hihii) dan Af Idah Salmah aka Mbak Fida, bertujuan untuk sharing ide
tulisan, tips dan trik menembus penerbit, peluang tulisan, dan motivasi
menulis. Sambil senantiasa mengatakan “saya kepanasan, tabah, tabaah” karena
berada diantara ibu-ibu cantik, Mas Fahmi menguraikan beberapa poin berikut
ini:
·
Naskah/buku religi anak
sedang sangat diminati oleh masyarakat, terutama yang berisi tentang solat dan
ibadah-ibadah lainnya. Kumpulan cerpen (kumcer) anak yang mendidik juga boleh.
Jangan lupa dilengkapi dengan gambar agar lebih disukai dan dimengerti oleh
anak.
·
Personal branding via
social media is very important! Sebagai seorang penulis, kita kudu pintar
memperkenalkan diri kita pada dunia. Mengenai siapa sih kita, bagaimana
karakter tulisan kita, sejauh mana kita konsisten terhadap satu jalur. “Temukan
ciri khas kita dalam tulisan, satu saja, jangan kemaruk semuanya
diambil,” kata Mas Fahmi.
·
Penerbit TS menerima
konsep tulisan. Bila sudah punya konsep matang, bisa ditawarkan ke TS untuk
kemudian dikonsultasikan dengan editor TS. Lebih bagus lagi kalau sudah ada
naskahnya.
·
Menulis blog penting
juga loh. Karena terkadang penerbit melakukan google stalking untuk
mencari penulis yang pas dengan ide yang dimiliki penerbit. Siapa tahu kita
adalah penulis yang berjodoh dengan penerbit TS bukan? J
·
Tulis saja apa yang kita
sukai. Tidak usah ikut-ikut orang lain. Jangan karena hari ini yang sedang ngetren
di pasaran adalah novel yang berbau sejarah, kita ikut-ikutan nulis novel
berbau sejarah juga, padahal kita tidak sepenuhnya menguasai. Walhasil tulisan
kita jadi tidak ada ruhnya kalau begitu.
·
Naskah yang masuk ke
Penerbit TS tidak hanya naskah seputar agama (islam) saja. Naskah apapun juga
boleh dikirimkan ke TS, selama tidak mengandung unsur SARA. Monggo bagi
yang sudah punya tabungan karya, bisa dikirimkan langsung ke email editor TS.
Then, setelah panjang kali lebar kali tinggi Mas Fahmi
bercuap-cuap seputar menulis dan penerbitan, giliran Mbak Dian Nafi yang
memberikan closing statement; Life is sometimes hard. Things go wrong. When
things get tough, this is what you should do. Do what only you do best, make
good art.
Yattaaa..... lets do our
best and make good art now!!
NB:
terima kasih kepada Penerbit TS yang
sudah jauh-jauh datang dari Solo untuk berbagi ‘tabah’ dengan IIDN Semarang,
kami semua kenyang puool ditraktir sama TS. Hihihi.. Arigatou...
Setelah selesai berbincang dengan
Penerbit TS, IIDN Semarang diwawancarai oleh Tribun Jateng. Diwakili oleh Mbak
Dian Nafi dan Mbak Wuri Nugraeni. Kemudian beramai-ramai datang ke acara bedah
buku Beauty Jannati karya Keisya Avicenna, terbitan TS.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar